Dalam pengalaman hidup, barangkali kita sering berjumpa dengan ketegangan – ketegangan yang nota benenya terjadi dekonstruksi terhadap pendidikan nilai kebenaran. Kekuasaan manipulatif yang bertransformasi ke dalam perilaku KKN (Kolusi, Kolusi dan Nepotisme) merupakan bentuk dekonstruksi pendidikan nilai kebenaran yang paling kerap terjadi di dalam tatanan kehidupan sosial. Oleh dekonstruksi demikian, bangunan kehidupan sosial menjadi tidak berimbang.
Oleh karena tugas manusia adalah membentuk diri menjadi lebih manusiawi, maka manusia mesti menjadi konstruktor bukan dekonstruktor pendidikan nilai kebenaran bagi dirinya. Perjumpaan – perjumpaan dengan hal – hal yang positif, pertama – tama mesti dilihat sebagai realitas yang turut mengkonstruksi pendidikan nilai kebenaran. Berperi kata dan berperilaku yang konstruktif adalah upaya mengkonstruksi pendidikan nilai kebenaran demi martabat dan peradaban luhur kemanusiaannya. Pada titik inilah, manusia dipanggil untuk menyadari kediiriannya : ” aku adalah subyek yang berakal, berbudi dan bernurani ” yang selalu membentuk diri dalam terang kebenaran. Maka, manusia adalah agen konstruktor bukan dekonstruktor pendidikan nilai kebenaran.