Mengapa Kesehatan Manusia Modern Semakin Rapuh dan Bagaimana Solusinya (Bag. 2)
Oleh Dr Alexander Jebadu SVD, Dosen pada Institute Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero-Flores -NTT
Semua makan ini terlalu diolah dan disulap sekian rupa, sehingga makanan ini sesungguhnya rusak, sebahagian besar gizi hilang dan memasukkan bahan-bahan pengawetnya ke dalam tubuh manusia yang pada gilirannya merusakkan jaringan sel-sel dalam tubuh manusia.
Indonesia tidak kalah dalam hal kejahatan memproduksi makanan palsu. Makanan tidak hanya diberi bahan-bahan pengawet (preservatives) dan bahan-bahan pewarna dan pemanis buatan (artificial colors and artificial sweeteners), tapi juga bahan utama makanan yang dipabrik tidak diambil dari bahan makanan yang sesungguhnya.
Misalnya pada tahun 2015 sebuah pabrik saus dan sambal palsu yang beroperasi selama 14 tahun di Bandung diketahui bahwa saus dan sambal yang dipabrik itu sama sekali bukan cabai dan tomat benaran tapi dari dari bahan lain termasuk dari ampas tapioka.
Pada masa yang sama di tahun 2015 juga marak berita tentang peredaran beras palsu dari Cina yang bahan dasarnya terbuat dari plastik.
Semua makanan artifisial ini, menurut ahli ilmu nutrisi modern, sangat merusakan jaringan metabolism dalam tubuh manusia karena tubuh manusia sama sekali tidak didesain untuk mengolah bahan-bahan yang bukan merupakan bahan makanan yang benar.