Beralih ke Energi Bersih, Kementrian ESDM Targetkan Untuk Menghentikan Semua Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Dalam Tiga Tahun ke Depan

Jakarta, Pojokbebas.com. Komitmen Indonesia untuk beralih ke energi terbarukan disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat menjadi pembicara dalam pertemuan virtual International Energy Agency (IEA) Clean Energy Transitions Summit, yang merupakan ajang pertemuan global terbesar di bidang energi & iklim. Pertemuan ini mengumpulkan lebih dari 40 Menteri dari negara-negara yang mewakili 80% penggunaan dan emisi energi global, perwakilan swasta, organisasi nirlaba dan lembaga keuangan.
“Untuk memenuhi permintaan energi, Indonesia telah menetapkan target 23% energi terbarukan dalam bauran energi pada tahun 2025. Kebijakan ini, dikombinasikan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi hingga 29% pada tahun 2030, merupakan jalan yang jelas menuju sistem energi yang lebih bersih,” tegas Menteri Arifin, dalam keterangan pers Jumat (10/7).
Menteri Arifin juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk mencapai target dan mendorong investasi energi terbarukan dengan mempersiapkan Peraturan Presiden tentang Feed in tariff. Di saat yang bersamaan, Indonesia juga menggunakan potensi energi terbarukan untuk menyediakan pasokan energi bagi masyarakat di daerah terpencil dan terluar. Pemerintah juga menargetkan untuk mengganti semua pembangkit listrik tenaga diesel dalam tiga tahun ke depan.
“Kami sedang mencari terobosan untuk mengurangi emisi dari pembangkit listrik tenaga batubara. Salah satunya dengan mekanisme co-firing biomassa pada pembangkit listrik batubara untuk mengurangi emisi dan meningkatkan peran energi terbarukan. Kami juga berencana untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batubara tua dan menerapkan teknologi energi batubara ramah lingkungan,” ungkap Menteri Arifin.
Menurut Menteri ESDM, biomassa sangat penting dalam proses transisi energi bersih Indonesia, mengingat biomassa adalah sumber energi terbarukan, dapat diolah dalam bentuk limbah dan sekaligus mengurangi emisi. Saat ini, Indonesia tengah mempersiapkan fasilitas pemanfaatan limbah ke energi di 14 kota, mengintegrasikan pengelolaan limbah dan pembangkit listrik. Di samping itu, Indonesia juga meningkatkan pemanfaatan biomassa sebagai alternatif bahan bakar fosil.
“Dalam transportasi, kami saat ini sedang mengembangkan biofuel untuk secara bertahap mengurangi konsumsi bahan bakar fosil dengan memperkenalkan biodiesel dan membangun kilang hijau (green refinery) untuk memaksimalkan potensi minyak sawit (Fatty Acid Methyl Ester/FAME)”, Jelas Menteri Arifin.
Selain pemanfaatan biomassa, Pemerintah Indonesia memastikan keberlanjutannya, mengingat Indonesia memiliki hutan tropis terbesar ketiga di dunia. Investasi dalam pemanfaatan teknologi dan sistem diperlukan untuk mencapai efisiensi energi yang lebih baik.
“Kami telah menetapkan target yang berani untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, terutama dari sektor hutan dan penggunaan lahan. Kami bekerja sama dengan mitra kami dalam program pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+) untuk mencapai target ini, salah satunya adalah melalui kemitraan dengan Kerajaan Norwegia dalam model kinerja harga karbon terverifikasi, yang telah terbukti mengurangi setara dengan 11,2 Juta ton CO2,” pungkas Menteri ESDM (pb-8)