Umat KBG Bunda Pengharapan Paroki Santu Mikhael Nita Selenggarakan Katekese Pra Paskah Di Alam Terbuka

Laporan Yulius Regang (Koordinator Jurnalis Warga Pena Inklusi)

152
Umat KBG Bunda Pengharapan Paroki Santu Mikhael Nita Selenggarakan Katekese Pra Paskah Di Alam Terbuka
Umat KBG Bunda Pengharapan sedang merenungkan dan mendalami Sabda Tuhan dalam kegiatan katekese pra Paskah yang dipandu langsung oleh Fr. Ovan Jedadu di Pantai Pang Bliran-Nangahure, Minggu, 19 Maret 2023. Foto istimewa

 

MAUMERE, Pojokbebas.com – Puluhan umat KBG Bunda Pengharapan, Lingkungan Santu Arnoldus Nita Pleat, Paroki Santu Mikhael Nita keuskupan Maumere, menyelenggarakan katekese pra Paskah di alam terbuka, sebagai gerakan iman untuk melihat realitas sosial dan alam dalam terang Sabda Allah menuju pertobatan sejati.

Umat KBG Bunda Pengharapan melaksanaan katekese pra Paskah khususnya tema ke empat tentang pertobatan dilaksanakan di alam terbuka, tepatnya di Pantai Pang Bliran-Nangahure-Maumere, Minggu, 19/03/ 2023.

Katekese umat yang dilaksanakan di alam terbuka pantai Pang Bliran melibatan Frater Ovan Jedadu dari Biara Scalabrinian-Nita, Agustalis Wilfrida Leni ketua KBG Bunda Pengharapan, Ibu Surmawanti, Irianti, Maria Florianti, mama Ante, Ibu Onci, Karlin, Lis,Chilvy,  bapak Arifin Betok, Yohanes Leonardus Sato, Yulius Regang dan anak-anak.

Ketua KBG Bunda Pengharapan, Agustalis Wilfrida Leni menceritakan, “kegiatan katekese di alam terbuka dilakukan atas dasar usulan dari umat di KBG Bunda Pengharapan setelah mengikuti kegiatan katekese tema tiga. Semua anggota KBG yang terlibat dalam kegiatan katekese Pra Paskah menginginkan untuk melaksanakan kegiatan katekese tema empat tentang pertobatan di alam terbuka. Usulan umat KBG Bunda Pengharapan kami respon dengan baik dan ditindaklanjuti hari ini, Minggu, 19/03/2023 setelah misa kedua. Tujuannya, kami ingin merasakan dan melihat dengan mata kepala sendiri tentang keadaan di luar komunitas kami, baik sesama maupun alam. Kisah Leni.

Umat KBG Bunda Pengharapan Paroki Santu Mikhael Nita Selenggarakan Katekese Pra Paskah Di Alam Terbuka
Frater Ovan Jedadu, tengah bertopi, kemeja biru diapiti oleh umat KBG Bunda Pengharapan. Foto ini diabadikan usai kegiatan katekese. Foto : Yulius Regang

 

Fr. Ovan Jedadu, yang dipercayakan sebagai fasilitator katekese menyentil tentang pertobatan. Umat diarahkan untuk bertobat dan rendah hati. “sebagai umat beriman, kita harus bertobat dan rendah hati, karena kita hanyalah debu di alas kaki Tuhan. Kita ini hanya dubu, oleh karena itu jangan sombong. Kita harus rendah hati, baik di hadapan Allah, Alam dan Sesama manusia. Tanah yang kita pijak, akan menjadi atap rumah kita, karena kita berasal dari tanah dan Kembali ke tanah. Bapa mama, saya ingatkan sekali lagi, kita ini hanya debu, untuk itu jangan sombong.” Tandas frater yang akrab disapa Ovan.

BACA JUGA :  Masuki Musim Tanam, Bupati Belu Berkoordinasi dengan Para Camat Terkait Persiapan Pengolahan Lahan Pertanian

Ibu Surmawanti, didukung oleh ibu-ibu yang lain, mengapresiasi kegiatan katekese yang diselenggarakan di alam terbuka. “kami merasa senang bisa melaksanakan katekese prapaskah khususnya tema 4 tentang pertobatan di alam terbuka seperti hari ini. Kegiatannya menarik, ada doa Bersama, sering pengalaman Bersama, baca kitab suci Bersama dan mendalami ayat-ayat kitab Suci secara bersama-sama yang diakhiri dengan membuat rencana tindaklanjut bersama.Kami mengharapkan kegiatan rohani seperti ini tidak berhenti di sini, tetapi dilanjutkan pada bulan-bulan berikutnya, dengan mengajak lebih banyak umat di KBG untuk terlibat dalam kegiatan rohani seperti ini.” Ujar Wanti, sapaan akrabnya.

Umat KBG Bunda Pengharapan Paroki Santu Mikhael Nita Selenggarakan Katekese Pra Paskah Di Alam Terbuka
Umat KBG Bunda Pengharapan memungut sampah di sekitar lokasi Katekese, sebagai wujud kepedulian terhadap masalah lingkungan di wilayah pesisir pantai. Foto: Yulius Regang

 

Aksi Pungut Sampah

Selain kegiatan katekese, umat KBG Bunda Pengharapan, secara spontan tergerak untuk memungut sampah-sampah plastic yang berserakan di sekitar lokasi kegiatan katekese. Jenis sampah yang dipungut bermacam-macam, antara lain, kemasan air mineral seperti botol Aqua dan gelas, kemasan ale-ale, kemasan kosmetik, plastic, sepatu bekas, gabus, kain bekas, pempers dan masih banyak lagi jenis sampah lainnya yang tidak dapat diurai dan bertebaran disepanjang pesisir pantai.

Menurut salah seorang peserta katekese, Arifin Betok, “pemungutan sampah yang kita lakukan saat ini hanyalah reaksi spontan setelah melihat keadaan di lokasi. Sampah-sampah yang bertebaran merusak pemandangan dan mencemar laut. Hari ini kita melakukan hal-hal kecil tetapi berdampak besar di kemudian hari. Hal yang paling penting adalah menyadarkan masyarakat agar tidak membuang sampah di sembarang tempat. Jika tidak segera diantisipasi sejak dini, maka tidak menutup kemungkinan pantai yang indah ini akan dipenuhi tumpukan sampah.***

hanura

Leave A Reply

Your email address will not be published.