Agama dan Kemanusiaan

 

Oleh : Poya Hobamatan

Puisi
Poya Hobamatan | foto istimewa

Di ujung ziarah, saat berhenti sejenak meneropong jejak yang tersusun dalam sepekan,  aku teringat kata-kata Konfusius, seorang filsuf dari Tiongkok (551 SM – 479 SM). Ia pernah mengatakan:” Tanpa saling menghormati, apa bedanya manusia dengan binatang?”

Kata-kata Konfusius ini kembali menggema di ujung ziarah,  karena seperti itulah sejatinya pesan Yesus di awal ziarah pekan ke XXIII, hari Minggu yang silam, ”Kalau saudaramu berbuat dosa, tergurlah dia di bawah empat mata”.  Warning Yesus ini adalah sebuah pesan yang tidak selalu mudah untuk dilakukan, tetapi juga tak pernah dicoret dari maklumat-Nya, sebab  menghormati sesama adalah salah satu cara dan ciri hidup beragama yang ingin dibangun oleh Yesus untuk umat  Perjanjian Baru, yang dibentuk berlandaskan hukum kasih. Cara dan ciri hidup umat Perjanjian Baru ini merupakan koreksi atas cara dan ciri hidup umat Perjanjian Lama, yang senang memasang kacamata riben untuk melihat dan mengamat-amati kesalahan serta meng-kambing hitamkan-orang lain, tanpa melihat dan mencermati kebenaran dan kebaikan yang  sedang mereka perbuat, sebagaimana dialami oleh Yesus dari perlakuan ahli Taurat dan Kaum Farisi, saat Yesus menyembuhkan pasien lumpuh tangan pada hari Senin.

BACA JUGA:
Kebun Anggur Lembata
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More