
Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 1908-20 Mei 2023, merupakan moment penting dan strategis pendidikan Nasional Indonesia, mulai bangkitnya kesadaran kehidupan berbangsa, dan bernegara, dari kungkungan penjajahan terhadap hayat hidup bangsa. Mempengaruhi jiwa dan semangat juang rakyat sebagai sebuah bangsa Indonesia, ( Hindia Belanda) bangsa Nusantara, , menuju suatu bangsa yang bebas, berdaulat, melawan penjajahan di atas muka bumi ini.
Moment ini diawali oleh proses pencerdasan bangsa melalui proses pendidikan, dengan membuka sekolah-sekolah nonformal dan formal. Di Pulau Jawa dan Sumatera. Terkenal dengan Sekolah Taman Siswa, ditangani langsung dalam semangat jiwa gerakan pencerdasan bangsa oleh Budi Utomo. Sekitar 111 tahun yang lalu, para pendiri bangsa ini berikhtiar untuk mewujudkan pergerakan Nasionalisme Indonesia, disebut Zaman Perintisan Kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Tokoh-tokoh perintisan kemerdekaan bangsa, pada zaman Kebangkitan Bangsa; antara lain. Wahidin Sudiro Husodo, Hos Tjokroaminoto, Cipto Mangunkusumo, Eduard Dowes Dekker. Diikuti oleh para tokoh lainnya yang memiliki semangat kebangkitan Nasionalisme menuju bangsa yang bebas dan merdeka.
Ada organisasi pergerakan kemerdekaan bangsa dalam rasa Nasionalisme Keagamaan. Demi mewujudkan suatu kemerdekaan bangsa. Berupa Darul Islam, Serikat Islam Indonesia. Dan banyak lagi organisasi kemerdekaan bangsa dalam pendidikan bernafaskan kebangsaan dan keagamaan. Organisasi pergerakan wanita Indonesia, seperti Raden Ajeng Kartini, Raden Dewi Sartika, dan lain sebagainya.
Apa dan bagaimana jiwa kebangkitan bangsa saat ini?
Kita telah merdeka 78 tahun lalu; terhitung, dari 17 Agustus 1945. Semangat perjuangan dan kebangkitan Nasionalisme, telah terwujud, dengan adanya kemerdekaan. Semangat perjuangan dan kebangkitan bangga, telah berhasil mengusir penjajah di atas muka bumi ibu pertiwi.
Merasuk semangat kebangkitan bangsa, dari zaman perintisan dan kebangkitan bangsa, menuju zaman Pendobrak, dengan adanya ikhtiar Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, disebut Sumpah Pemuda. Tujuannya, adalah untuk memperkuat dan memperkokoh semangat Nasionalisme, dari seluruh wilayah Nusantara. Mempersatukan tanah air Indonesia, mempersatukan keberagaman dalam piranti Bhinneka Tunggal Ika, mempersatukan adat budaya bangsa Indonesia dalam satu Bahasa Nasional Indonesia.
Semangat kebangkitan Nasionalisme Indonesia saat ini dan di masa yang akan datang, setelah kemerdekaan bangsa Indonesia, menuju Emas 100 tahun kemerdekaan. Memiliki tantangan zaman milenial dan kemajuan era digital saat ini; diharapkan tidak tererosi oleh pergaulan bebas yang tak terkendali. Terutama pengaruh perdagangan manusia di dalam negeri dan masalah migran Indonesia, penggunaan dan peredaran obat-obat terlarang, seperti Narkoba; pencegahan dan pemberantasan korupsi, penggunaan sosial media yang tidak bijaksana. Radikalisme dan terorisme. Gerakan intoleransi.
Gerakan perkusian dan tawuran kaum muda milenial. Tawuran pelajar di kota kota besar dan kecil yang mengurangi rasa dan semangat kebangkitan rasa Nasionalisme bangsa kita. Akan mengancam integritas bangsa yang sejati.
Penulis menawarkan berbagai rekomendasi untuk generasi masa depan bangsa ini; dari moment Hari Kebangkitan Nasional Indonesia 20 Mei 2023 ini, setelah kita merefleksi perjuangan para tokoh perintis kemerdekaan bangsa. Dengan susah payah untuk memperjuangkan dan mengusir penjajah demi merebut kemerdekaan, melalui sikap perjuangan yang gigih dan perkasa serta ksatria. Tak terhitung berapa banyak tetesan keringat dan darah perjuangan para pejuang dan pahlawan bangsa ini, untuk memerdekakan diri, agar memiliki harkat dan martabat yang sama secara kemanusiaan yang adil dan beradab di atas muka bumi ini.
Harapan yang begitu besar untuk generasi milenial bangsa Indonesia, agar menjaga dan merawat aset bangsa yang telah diperjuangkan bersama dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetap satu, menjaga dan merawat Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara bangsa, menjaga dan merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang rawe-rawe rantas malang-malang puntung, gemah geripah loh jinawi. Tanah yang subur, tongkat dan kayu jadi tanaman. Negeri kolam susu bagi kemakmuran anak negeri tercinta.
Memasuki tahun politik 2024, pemilihan legislatif dan presiden pascah Presiden Jokowi Mah’rub Amin, dijadikan sebagai bahan refleksi dan evaluasi masa kebangkitan Nasional menuju kemerdekaan bangsa, membutuhkan pengorbanan dan kesetiaan terhadap semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Dari berbagai latar belakang sosial budaya, adat istiadat, suku, agama, dan ras yang beraneka ragam.
Berbagai sentuhan antar satu sama lain dalam berbagai latar belakang tersebut di atas, dapat saja membawa dampak positif dan negatif, akibat dari berbagai kepentingan dan kepemimpinan Nasional, diharapkan, agar dapat meninggalkan egoisme kelompok, suku, agama, dan latar belakang sosial budaya lainnya. Memperbaiki segala hal yang terkristalisasi dalam dan oleh semangat kebangkitan Nasionalisme keIndonesiaan yang sejati. Mewujudkan kesejahteraan rakyat bangsa menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera, sesuai tujuan, visi misi pembentukan negara merdeka yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Oleh sebab itu, diharapkan dalam masa menjelang pemilihan pemimpin Nasional (4 Pebruari 2024 ) dan pemilihan Kepala daerah bulan Oktober tahun 2024, yang memenuhi aturan ketatanegaraan yang dikehendaki oleh pendiri bangsa ini, sesuai harapan seluruh rakyat Indonesia dari Sabang (Pulau We), Barat Indonesia, sampai Merauke (Timur) dan dari Miangas (Utara) sampai Rote Ndao, Selatan Indonesia.
Bangkit dan terus berjuang mengisi kemerdekaan bangsa yang telah diperjuangkan oleh pendiri bangsa ini, dengan tetesan peluh keringat, darah dan air mata perjuangan di masa lalu. Kita menikmati kemerdekaan bangsa dengan bangkit dan maju bersama tanpa pandang buluh menuju negara yang berdaulat secara ekonomi, politik, sosial budaya, dan perubahan yang kompetitif di tengah perjalanan dan pergaulan global yang semakin hari semakin ditantang di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sosial budaya dan geopolitik Nasional.
Kita bangkit dan maju sejajar dengan bangsa-bangsa lain di muka bumi ini, secara berdaulat di semua sektor kehidupan bersama. Hindari adanya persaingan dan pertentangan idelogis bangsa yang kontraproduktif dengan Pancasila, sesuai kultur budaya bangsa Indonesia yang majemuk dan maju. Pilihlah pemimpin bangsa Indonesia yang benar-benar memperjuangkan nasib bangsa yang berbhinneka Tinggal Ika. Memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi, menjaga NKRI, dan menjaga, merawat Pancasila secara utuh.
Saya dalam artikel ini mengajak kita sekalian, seluruh elemen anak bangsa, mewujudkan pemaknaan hari kebangkitan nasional bangsa dari nilai-nilai semangat perjuangan yang telah dirintis oleh para pejuang, pahlawan bangsa ini, dan sekaligus pendiri bangsa ini di masa lalu. Kita dapat memetik nilai-nilai dari pemaknaan kebangkitan nasionalisme dan kebangsaan yang tegak berdiri kokoh di atas pondasi kebangsaan yang multikultural. Semoga!