Jalan Pulang (Puisi-puisi Feliciano Sila)

Pater Sila
Feliciano K Sila

Oleh : Feliciano K. Sila 

Memeluk Asa

Kuingin memeluk asa dari balik kabut
Saat embun pagi belum benar-benar kering
Dan mentari masih mengusap mata
sambil membasuh wajah kusut
Setelah semalaman bergelut dengan mimpi
Dalam dingin membeku.

Sepelempar batu dari rumah
Kudapati hidup mulai bergeliat
Membangunkan segala mimpi
Menghadapi hari yang mulai benderang.

Kuingin merangkul asa dari balik kabut
Namun ia terbang meninggi
Pergi menjemput awan
Bersekutu meraih mimpi.

Dari serambi depan rumah
Cuma kuiringi dia dengan pandangan mata
Tiada kata pisah
Antara harap dan gelisah.

Jalan kita masih panjang
Dan asa kita masih bersayap
Mungkin di suatu saat, ketika musim berganti
Pelukan itu jadi nyata.

Portugal, Juli 2020

 

Jalan Pulang

Setiap pagi ketika terjaga
Hidup membentang di pelupuk mata
Bagai samudera tak bertepi
Pun padang sabana tak berujung.

Sejatinya,
Kita tidak tahu apakah malam masih menjemput
Untuk bergandengan pulang ke rumah
Atau kita akan terpaku sendirian di persimpangan jalan.

Jalan pulang itu keabadian
Dan kita adalah fana
Setiap detak jantung itu kesempatan
Di waktu jedah antara musim
Benih dan buah.

Portugal, Juli 2020

Remah-Remah Dari Meja Tuan Muda

Remah-remah jatuh dari meja Tuan Muda
Bagai butir-butir keringat
Jatuh dari kening para pekerja
Mengalir deras bagai sungai musim badai
Menguras habis sumber kehidupan
Tanpa temukan tempat berteduh.

BACA JUGA:
Persiapan Pernikahan Ayu Ting Ting dan Adit Makin Matang
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More