Memerangi Obesitas Dengan Diet Yang Tepat

Oleh : Elisa Rinihapsari*

 

Elisa Rinihapsari
ket.foto istimewa

Di media sosial banyak beredar meme tentang kegemukan yang isinya cukup menggelitik: “Orang bahagia, susah kurusnya”, “Di balik wanita yang tambah gendut, pasti ada pria yang selalu membahagiakannya”, “Yang penting dahulu aku pernah kurus”, “Gemuk aja aku keren, apalagi kalo langsing”, dan lain-lain. Jika dicermati, ungkapan-ungkapan yang muncul tersebut sebenarnya merupakan proyeksi dari keinginan yang sulit dicapai oleh orang-orang yang mengalami kegemukan untuk menjadi kurus, sehingga memunculkan semacam pembelaan diri, bahwa gemuk itu baik-baik saja. Bahkan yang lebih populer adalah pernyataan: “Gemuk itu tidak apa-apa, asalkan sehat”. Namun benarkah gemuk itu sehat dan baik-baik saja?

Obesitas di dunia dan Indonesia

Gemuk menurut KBBI adalah: ‘besar karena banyak dagingnya (tentang tubuh dan sebagainya); tambun’. Sedangkan menurut WHO, kegemukan atau obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak secara abnormal atau berlebih yang membawa risiko terhadap kesehatan. Secara umum pengukuran obesitas dilakukan dengan mengukur Body Mass Index (BMI), yaitu berat badan seseorang (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badannya (dalam satuan meter). Seseorang dengan BMI lebih atau sama dengan 25 dinyatakan sebagai gemuk/ kelebihan berat badan, sedangkan nilai BMI lebih atau sama dengan 30, dikategorikan sebagai sangat gemuk/ obesitas.

BACA JUGA:
Ignas Kleden: Cendekiawan Tulen dan Militan
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More