Film “Jemari Menari di Atas Luka-Luka” Raih National Competition Award di Ajang Minikino Film Festival Week 2020

“Waktu itu kami banyak membicarakan kematian dan melihat isu seseorang yang tidak bisa dimakamkan karena memiliki kepercayaan yang berbeda dengan warga sekitar,”ujar Jose saat berbincang-bincang dengan Pojokbebas.Com via WA (24/09) lalu.

Menurut Jose penolakan pemakaman terhadap kaum minoritas bukan saja karena latar belakang kepercayaan yang berbeda tetapi juga karena jati dirinya yang masih belum bisa diterima oleh masyarakat sekitarnya.

Bagi Jose yang juga seorang dosen jurusan perfilman di Universitas Multimedia Nusantara, praktek penolakan terhadap kelompok minoritas baik dari segi gender, suku, agama dan ras  menjadi tema diskusi dan keresahan bersama baik di antara para sesama rekan dosen maupun dengan para mahasiswanya.

“Di Indonesia kelompok minoritas dari segi gender, ras, suku dan agama masih berjuang menyuarakan hak mereka untuk bisa diterima di tengah masyarakat, bahkan oleh keluarganya sendiri. Ketika mereka meninggal siapa yang justru mengambil kesempatan untuk menentukan jadi diri sang jenazah, yang mungkin berbeda dengan apa yang jenazah perjuangkan selama ini,” ujarnya.

BACA JUGA:
Dukungan Roy Marten untuk  Gisel di Tengah Skandal Video Syur 19 Detik
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More